Problem Menggejala Dalam:
• Pertengkaran yang terjadi disebabkan oleh hal-hal yang sepele dan yang tidak berarti apa-apa.
• Komunikasi yang saling melukai.
• Lelah dengan kehidupan sehingga muncul keinginan untuk saling menghindar, bahkan pada saat pertengkaran muncul ide perceraian.
• Anak-anak yang bermasalah.
• Penyelewengan dan ketidaksetiaan dalam pernikahan.
Penyebab:
• Kebiasaan memaksakan kehendak.
• Kepribadian ego-sentrik, pembosan dan 'low self-esteem' (harga diri yang rendah), sehingga cenderung tidak mensyukuri anugerah Tuhan terhadap pernikahan tersebut.
• Konflik yang tidak terselesaikan dengan baik dan menciptakan sistem komunikasi yang makin memburuk.
• Kehidupan rohani yang tidak sehat, sehingga naik turunnya perasaan yang menentukan tingkah lakunya.
• Tidak mempunyai teman bersekutu untuk membagi perasaan.
Dampak:
• Tidak memiliki gairah dalam kehidupan, menurunnya semangat kerja dan keinginan untuk lebih banyak di luar rumah.
• Berkembangnya pikiran yang negatif terhadap pasangannya, sehingga menutup kesempatan-kesempatan untuk berubah dan bertumbuh sebagai pribadi dewasa yang diperkenan Allah (sistem memberikan label pada pasangannya, misalkan: pribadi yang brengsek, dsb.)
• Sengaja membawa diri ke dalam pencobaan dengan memakai kata-kata yang memancing pasangannya untuk berbuat dosa.
Perspektif Alkitab:
• Kebiasaan bertengkar tidak diperkenan oleh Allah. (Amsal 27:15)
• Tidak mengkomunikasikan melainkan mereka-reka yang jahat dalam hati. (Amsal 18:1-2; 15:4; 14:1)
• Memberikan reaksi sebelum mendengar dengan benar, adalah satu kebodohan. (Amsal 15:23; 18:13; 25:11)
• Tuhan memanggil orang percaya untuk dapat menguasai dirinya. (Amsal 16:32; 25:28)
Prinsip Bimbingan:
• Menolong klien untuk mengerti tujuan yang indah dari pernikahan yang ditetapkan Allah, sehingga tidak membiarkan diri terjerat dalam kebiasaan yang merusak atau merugikan.
• Menolong klien menyadari kelemahan emosinya dan menemukan strategi untuk mengontrol dirinya.
• Menolong klien untuk belajar berkomunikasi dengan pasangannya dalam pola dialogis (bisa menerima dan menghargai perbedaan dan keunikan masing-masing dan belajar membedakan antara yang primer dan sekunder)
• Menolong klien untuk menanggalkan kebiasaan dan keinginan untuk mengubah pasangannya.
06 January 2008
Pertengkaran
Posted by tikituka at 7:29 PM
Labels: masalah hidup
Subscribe to:
Post Comments (Atom)
No comments:
Post a Comment